Jumat, 28 November 2014

BURUH MASIH MENJADI PELENGKAP KEBIJAKAN, BELUM MENJADI POKOK KEBIJAKAN

Bekasi- Miris, Penduduk Indonesia yang mayoritasnya adalah kaum buruh belum menjadi pokok kebijakan, baik di Pemerintah maupun Lembaga penyeimbang Pemerintah.

Belum ada kebijakan yang nyata pro terhadap kaum buruh atau lebih dibilang kebijakan yang pokok tentang posisi keberadaan buruh sebagai kelompok mayoritas di Negeri ini. Buruh di Indonesia ini, mungkin bisa diibaratkan seperti gula, yang hanya menjadi pelengkap jika dibutuhkan keberadaannya dan belum menjadi pokok kebutuhan.

Misalkan saja, ketika ingin ngopi bahan pokoknya adalah kopi, dan jika ingin sedikit manis, maka kita tambahkan gula sebagai pemanisnya, begitupun ketika ingin ngeteh, bikin es kelapa, es cendol, dan lain-lainnya, gula dibutuhkan tapi tak terlalu disebut pokok di dalamnya.

Keberadaaan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang menaungi dan meningkat keberadaan kaum buruh yang bisa diibaratkan bongkahan dari gula yang bisa dipersatukan. Sementara buruh yang tidak atau belum berserikat tidak diubahnya seperti butiran gula pasir yang masih berserakan tetapi juga tetap dipakai sebagai pelengkap pemanis dari sajian makan dan minuman.

Bahkan dalam posisi dan kancah tertentu benar-benar seperti gula yang selalu digerumuti semut-semut politik.

Pada akhirnya bagaimana kita bisa memposisikan posisi kita kaum buruh menjadi sebuah pokok kebijakan bukan lagi sebagai alat pemanis kebijakan dan kepentingan, berpulang pada maunya kita sebagai kaum buruh..-(SA).

Sumber : Bekasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar